TrendTes Wawancara Mice Pnj. Informasi Umpn Pnj 2017 Pnj Ac Id Politeknik Negeri Jakarta Pnj. Soal Umpn Pnj Politeknik Negeri Jakarta Tahun 2018 2019 2017 Dan 2016 Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan Kewarganegaraan. Sebarkan ini: Posting terkait: Gamis Batik Modifikasi Kain Polos.In Business activity company that moves in service industries event managemet / mice is depend one human resources in the field of event / mice. Many companies Professional Conference Organizer PCO / Professional Exhibition Organizer PEO / Destination Management Company DMC who recruited students of MICE in taste of Polytechnic Jakarta PNJ as outsourcing team in the event, itâs a good benefit for the company and students or pnj as institutions. However there are fundamental problem cant been seen at this time, where the system has no firm as search exists between resources and instiitutions as a human resourcesâs seeker. Based on the background, this research on a scheme the process of students as the power outsourcing work the mice into a thing that matters to study aims to produce a system of labor outsourcing who controlled. In support of this research, and methods used in this study are in-depth interview method and analysis of componential. Both in use for this method could describe data support in making the recruitment of a scheme to suit the needs of industry. The result of research is expected able to contribute to a system model recruitment suitable between the company pco / peo / dmc with institutions pnj in the future. Definitely that created a good system can be provide benefit which is balanced between the two sides. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Journal of Tourism Destination and Attraction Volume 7 Desember 2019, ISSN 2339-1987 SKEMA PEREKRUTAN MAHASISWA SEBAGAI TENAGA KERJA OUTSOURCING DALAM SEBUAH EVENT MICE STUDI KASUS MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI JAKARTA Yosi Erfinda Program Studi MICE, Politeknik Negeri Jakarta Email Abstract As a business in service industries, event managemet and MICE depends on human resources. Many Professional Conference Organizer PCO/Professional Exhibition Organizer PEO/ Destination Management Company DMC recruit students majoring in MICE from the State Polytechnic of Jakarta PNJ as outsource staffs in their event, which is beneficial for the company, students or PNJ as an institution. However some fundamental problems that can be identified from this practice, problems that occur due to recruiting system that has yet to be established well between companies and PNJ as a source of outsource staffs. This study aims to identify issues that have occurred from the current recruiting system and recommend a labor outsourcing system that can anticipate or solve issues that have been identified. Methods used in this study are in-depth interview method and componential analysis. Keywords Outsourcing Scheme, MICE Abstrak Aktivitas usaha perusahaan yang bergerak dalam Industri Jasa Pengelolaan Event/MICE, sangat bertumpu pada kompetensi sumber daya manusia di bidang Event/MICE. Banyaknya perusahaan PCO/PEO/DMC yang merekrut mahasiswa MICE Politeknik Negeri Jakarta PNJ sebagai tenaga Outsourcing dalam Event yang mereka kelola, merupakan sebuah keuntungan tersendiri bagi perusahaan maupun mahasiswa ataupun PNJ sebagai institusi. Namun terdapat permasalahan mendasar yang terlihat selama ini, dimana belum adanya sistem yang terjalin antara perusahaan sebagai pencari SDM dan PNJ sebagai penyedia SDM. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian mengenai sebuah skema proses perekrutan mahasiswa sebagai sumber tenaga kerja Outsourcing event MICE menjadi sebuah hal yang penting untuk dilakukan. Penelitian ini ditujukan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi dari saat ini sistem perekrutan tenaga kerja dan merekomendasikan sistem outsourcing yang dapat mengantisipasi atau memecahkan persoalan yang telah diidentifikasi. Dalam mendukung penelitian ini, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya Metode In-Depth Interview dan Analisis Komponensial Componential Analysis. Kata Kunci Skema Outsourcing, MICE PENDAHULUAN Aktivitas usaha perusahaan yang bergerak dalam industri jasa pengelolaan Event/MICE Meeting, Incentive, Convention and Exhibition atau biasa dikategorikan sebagai Professional Conference Organizer PCO; Professional Exhibition Organizer PEO; maupun Destination Management Company DMC, sangat bertumpu pada kompetensi sumber daya manusia di bidang Event/MICE. Seperti halnya, Destination Management Company DMC melalui program incentive travel ke destinasi pariwisata yang membutuhkan tenaga outsourcing. Pada program incentive travel tenaga outsourcing dibutuhkan untuk memastikan setiap kebutuhan amenities klien terpenuhi, sedangkan di bandara dibutuhkan Journal of Tourism Destination and Attraction Volume 7 Desember 2019, E-ISSN 2685-6026 tim ground handling untuk penjemputan dan pengantar klien dan serta tim advance operasional memastikan kebutuhan klien di destinasi tersebut. Kemampuan perusahaan tersebut dalam merekrut sumber daya manusia yang professional akan menjadi suatu tantangan tersendiri. Dalam kondisi lain, nilai pendapatan dari jasa pengelolaan Event sangat bergantung dengan nilai proyek yang diperoleh, dimana siasat untuk menggunakan para pekerja lepas Outsourcing profesional yang mumpuni di bidang jasa pengelolaan Event/ MICE menjadi salah satu upaya yang selalu dilakukan. Hal tersebut tentunya sangat beralasan dimana, perusahaan harus seefektif mungkin mengontrol pengeluaran terutama mengenai pembiayaan tenaga kerja tetap. Kondisi ini didasari adanya fluktuasi pendapatan perusahaan, karena besarnya pendapatan sangat tergantung pada besaran nilai kontrak kerja jasa pengelolaan Event/ MICE yang dikerjakan. Banyaknya perusahaan PCO/PEO/DMC yang merekrut mahasiswa MICE Politeknik Negeri Jakarta PNJ sebagai tenaga Outsourcing dalam Event yang mereka kelola, merupakan sebuah keuntungan tersendiri bagi perusahaan maupun mahasiswa ataupun PNJ sebagai institusi. Bagi perusahaan tentunya menjadi sebuah keuntungan memperoleh resource tenaga kerja yang paham tentang dunia Event/MICE sedangkan bagi Mahasiswa MICE PNJ dan Institusi PNJ, Event tersebut menjadi sebuah laboratorium kerja nyata bagi mahasiswa dan sebagai cara untuk mendekatkan diri kepada industri sebagai mitra yang tepat bagi Institusi PNJ. Permasalahan mendasar yang terlihat selama ini adalah belum adanya sistem yang terjalin antara perusahaan sebagai pencari SDM dan PNJ sebagai penyedia SDM. Sistem yang dimaksud adalah terkait pola rekruitmen SDM Outsourcing yang efektif dan evaluasi yang berkala. Kedua hal tersebut akan sangat berpengaruh terhadap hubungan antara perusahaan PCO/PEO/DMC dengan Institusi PNJ kedepan. Tentunya dengan terbangunnya sistem yang baik, maka akan memberikan manfaat yang seimbang antar kedua belah pihak. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi masalah yang terjadi dari saat ini sistem perekrutan tenaga kerja dan merekomendasikan sistem outsourcing yang dapat mengantisipasi atau memecahkan persoalan yang telah diidentifikasi dari perusahaan PCO/ PEO/DMC sebagai mitra industri dan PNJ sebagai penyedia tenaga kerja, sehingga mempermudah perekrutan dan memberikan benefit yang sama antar kedua belah pihak. Penelitian ini sangat penting dilakukan karena dengan sistem model perekrutan dan evaluasi tenaga kerja Outsourcing antara perusahaan PCO/PEO/DMC sebagai mitra industri dan PNJ sebagai penyedia tenaga kerja, belum pernah dilakukan. Sehingga dengan adanya sistem model yang dikembangkan akan mempermudah perekrutan dan memberikan manfaat yang sama antar kedua belah pihak. Tuntutan dari kemampuan perusahaan tersebut dalam merekrut sumber daya manusia yang professional menjadi hal-hal seringkali di luar kemampuan perusahaan baik kemampuan staf maupun kemampuan sumber daya. Sebagai hasilnya, timbullah Outsourcing, yaitu usaha untuk mengontrakkan suatu kegiatan pada pihak luar untuk memperoleh layanan pekerjaan yang dibutuhkan. Outsourcing, adalah alternatif dari melakukan pekerjaan sendiri. Tetapi Outsourcing tidak sekedar mengontrakkan secara biasa, tetapi jauh melebihi itu. Greaver II 2000 memberikan definisi Outsourcing sebagai berikut âOutsourcing is the act of transferring some of a companyâs recurring internal activities and decision rights to outside provider, as set forth in a contract. Because the activities are recurring and a contract is used, Outsourcing goes beyond 6the use of consultants. As a matter of practice, not only are the activities transferred, but the factors of production and decision rights often are, too. Factors of production are the resources that make the activities occur and include people, facilities, equipment, technology, and other assets. Decision rights are the responsibilities for making decisions over certain elements of the activities transferred.â Journal of Tourism Destination and Attraction Volume 7 Desember 2019, ISSN 2339-1987 Garaventa dan Tellefsen 2001, memberikan definisi Outsourcing sebagai berikut ini. Ousourcing dapat diartikan sebagai pengalihan alternatif fungsi tenaga kerja oleh sebuah organisasi dengan tujuan untuk mengurangi beban dan memperoleh sebuah keahlian teknis khusus, atau mencapai pengurangan biaya. Event merupakan suatu peristiwa yang memerlukan beberapa orang untuk mengorganisirnya. Sebuah perusahaan dapat mengggunakan event sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pesan produk maupun jasa dari perusahaannya. Seperti yang dikatakan OâToole dan Mikolaitis 2002 mengatakan bahwa Perusahaan menggunakan event sebagai sarana untuk berkomunikasi. Pesan dalam event haruslah jelas demikian yang dikatakan Joe LoCICERO 2008 Suatu event memiliki dampak yang paling luas dan perusahaan harus terlebih dahulu menentukan tujuannya. Sumber daya manusia dalam perusahaan harus memiliki tujuan jelas, tepat dan terikat dan dapat diukur. Kalimat di atas bila diterjemahkan dapat memiliki arti bahwa membuat acara yang memiliki dampak paling luas, harus terlebih dahulu menentukan tujuannya. Tujuan dalam event tersebut harus jelas, tepat, terikat dalam beberapa cara untuk dapat mencapai tujuan perusahaan dan tentu saja harus bisa diukur. Pengukuran dapat dilakukan dengan mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan event. Outsourcing adalah suatu bentuk strategi sumber daya manusia human resource strategy perusahaan, dimana untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia perusahaan, perusahaan menggunakan dua jenis tenaga kerja yaitu tenaga kerja tetap tenaga kerja yang berasal dari dalam perusahaan dan outsourcee tenaga kerja yang berasal dari luar perusahaan/tenaga kerja kontrak. Tenaga kerja tetap berfungsi sebagai sumber daya manusia inti perusahaan sedangkan outsourcee berfungsi sebagai sumber daya manusia pelengkap yang jumlah dan waktu penggunaannya disesuaikan dengan kondisi yang sedang dihadapi perusahaan Langford, 1995. Outsourcee adalah yang bekerja pada perusahaan untuk melakukan pekerjaan tertentu dengan menerima upah, yang didasarkan atas kesepakatan dalam hubungan kerja untuk waktu tertentu dan atau selesainya pekerjaan tertentu Tunggal, 2000, dimana kesepakatan kerja antara perusahaan dan outsourcee tersebut harus dinyatakan dalam bentuk tertulis Kansil, 2001. Outsource yang dimaksud dalam studi ini tidak termasuk tenaga kerja harian lepas tenaga kerja yang bekerja pada perusahaan untuk melakukan pekerjaan tertentu yang berubah-ubah dalam hal waktu maupun kontinuitas pekerjaan dengan menerima upah didasarkan atas kehadirannya secara harian atau tenaga kerja borongan tenaga kerja yang bekerja pada perusahaan untuk melakukan pekerjaan tertentu. Rekrutmen menurut Hasibuan 2008 menyatakan bahwa proses rekrutmen merupakan usaha mencari dan mempengaruhi tenaga kerja, agar mau melamar lowongan pekerjaan yang ada dalam organisasi. Proses rekrutmen menurut Mondy 2008 digambarkan dalam bagan di bawah ini. Gambar 1. Proses Rekrutmen Mondy, 2008 Journal of Tourism Destination and Attraction Volume 7 Desember 2019, E-ISSN 2685-6026 Dapat disimpulkan dari gambar tersebut bahwa proses rekrutmen mencakup dua sumber yaitu sumber internal dan eksternal yang merupakan tempat di mana para kandidat yang memenuhi syarat berasal, yaitu perguruan tinggi dan perusahaan pesaing. Tenaga kerja tetap adalah tenaga kerja yang bekerja pada perusahaan dengan waktu kerja penuh full-time serta memiliki suatu jenjang karir dalam struktur organisasi perusahaan. Tenaga kerja tetap ini merupakan bagian dari beban tetap yang harus ditanggung oleh perusahaan. METODE Metode In-depth Interview Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa In-depth Interview yang dianalisis dengan Analisis Komponensial. Wawancara adalah merupakan pertemuan antara dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu Esterberg, 2002. Wawancara juga merupakan alat mengecek ulang atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya dan juga merupakan teknik komunikasi langsung antara peneliti dan responden. Wawancara merupakan bagian dari metode kualitatif. Dalam metode kualitatif ini ada dikenal dengan teknik wawancara-mendalam In-depth Interview. Pengertian wawancara-mendalam In-depth Interview adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman guide wawancara dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama Sutopo 2006 72. Ciri khusus dari wawancara-mendalam ini adalah keterlibatannya dalam kehidupan responden/informan. Dalam wawancara-mendalam melakukan penggalian secara mendalam terhadap satu topik yang telah ditentukan berdasarkan tujuan dan maksud diadakan wawancara tersebut dengan menggunakan pertanyaan terbuka. Penggalian yang dilakukan untuk mengetahui pendapat mereka berdasarkan perspective responden dalam memandang sebuah permasalahan. Teknik wawancara ini dilakukan oleh seorang pewawancara dengan mewawancarai satu orang secara tatap muka face to face. Target wawancara adalah 15 Perusahaan yang bergerak di bidang PCO/PEO/DMO dan berdomisili di Jakarta. Metode Analisis Komponensial Analisis komponensial merupakan metode penelitian kualitatif yang dikenalkan oleh Spradley 1980, dan Glaser dan Strauss 1967 yang mana secara garis besar model analisis ini diuraikan kedalam 4 model yaitu Analisis Domain Domain analysis; Analisis Taksonomi Taxonomy Analysis; Analisis Komponensial Componential Analysis; dan Analisis Tema Kultural Discovering Cultural Themes. Dalam penelitian ini metode Analisis komponensial menjadi fokus utama yang dijadikan sebagai alat penelitian, untuk mampu menghasilkan sistem model perekrutan dan evaluasi terhadap outsourcing mahasiswa dalam kegiatan Event. Analisis komponensial dilakukan untuk mengorganisasikan perbedaan kontras antar unsur dalam ranah yang diperoleh melalui pengamatan dan atau wawancara terseleksi. Dalam hemat peneliti, kedalaman pemahaman tercermin dalam kemampuan untuk mengelompokkan dan merinci komponen dalam pembuatan model sistem perekrutan dan evaluasi. 1. Dengan mengetahui serta memahami kesamaan dan perbedaan antar kebutuhan kedua pihak dapat diperoleh pengertian menyeluruh dan mendalam serta rinci mengenai suatu pokok permasalahan. Dengan demikian akan diperoleh pemahaman makna dari masing-masing pihak secara holistik. Hasil lacakan kontras di antara pihak dimasukkan ke dalam lembar kerja paradigma Spradley, 1979 180. Kontras-kontras tersebut selalu diperiksa kembali sebagaimana dalam model analisis interaktif. Sehingga perlu dibuat ringkasan analisis komponensial, yang digunakan sebagai pemandu penulisan paparan hasil penelitian. Tahap akhir proses penelitian berupa menetapkan skema model yang sesuai dengan hasil yang diperoleh dengan cara observasi atau wawancara terfokus. Journal of Tourism Destination and Attraction Volume 7 Desember 2019, ISSN 2339-1987 HASIL DAN PEMBAHASAN Sistem Perekrutan Tenaga Outsourcing Sistem perekrutan tenaga outsourcing untuk event, dalam industri MICE yang peneliti temukan dalam proses penelitian diantaranya 1. Sistem perekrutan melalui kerjasama lembaga pendidikan 2. Sistem perekrutan melalui kerjasama lembaga outsourcing 3. Sistem perekrutan melalui database dari Event sebelumnya 4. Sistem perekrutan melalui pertemanan dari pelaksana rekruitment 5. Sistem perekrutan berdasarkan rekomendasi dari tenaga rekrutmen Hasil temuan mengenai sistem perekrutan yang umumnya dilakukan oleh perusahan, ditemukan dari hasil wawancara dengan beberapa pihak, salah satunya dengan Ayo Event selaku pelaksana untuk penyediaan tenaga outsourcing untuk event Food Ingredient Asia sejak tahun 2016 sampai sekarang. Salah satu catatan yang muncul dari wawancara dengan Anisa sebagai salah satu pemilik Ayo Event adalah sebagai berikut âUmumnya outsourcing event yang kami handle adalah perusahaan luar negeri yang akan menyelenggarakan Event di Indonesia. Hal tersebut dikarena mereka umumnya belum mengetahui kapasitas dari tenaga event di Indonesia. Sedangkan untuk perusahaan dalam negeri umumnya mereka mengajak mahasiswa dengan cara bekerjasama dengan salah satu kampus atau menggunakan tenaga outsourcing yang sudah pernah mereka gunakanâ Terdapat banyaknya sistem yang bias dilakukan oleh sebuah PEO, PCO ataupun DMC dalam melakukan perekrutan tenaga kerja, tentunya memberikan informasi yang beragam mengenai output yang dihasilkan dari masing tenaga kerja tersebut. Dimana pada akhirnya akan sangat berpengaruh kepada proses pelaksanaan event yang sebagian bebannya akan limpahkan kepada tenaga outsource tersebut. Kemampuan kerja dari masing-masing tenaga kerja yang dihasilan melalui sistem perekrutan menjadi suatu hal yang akhirnya kami telusuri lebih lanjut. Permasalahan yang Muncul Hasil penelitian juga menemukan bahwa dalam setiap sistem yang ditemukan oleh peneliti memiliki beberapa permasalahan yang umumnya muncul ketika proses recruitment dilaksanakan bahkan ketika para tenaga outsourcing telah menjalakan tugas yang diberikan. Permasalahan yang muncul diantaranya 1. Sistem di institusi pendidikan tidak memungkinkan untuk melibatkan jumlah mahasiswa yang banyak sebagai tenaga outsourcing di waktu yang bersamaan. 2. Belum banyaknya tenaga outsourcing yang memiliki pemahaman yang sama terkait profesionalitas dalam bekerja. 3. Kapabilitas yang berbeda dari tenaga outsourcing ketika mereka dilibatkan berdasarkan rekomendasi tenaga outsourcing lain ataupun berdasarkan pertemanan dari staf pelaksana perekrutan. 4. Kesulitan menemukan pengganti ketika tenaga outsourcing yang dilibatkan tidak mampu bekerja dengan baik atau bahkan berhalangan. 5. Adanya ketidaksesuaian nilai yang dibayarkan dengan output yang diberikan oleh pekerja ataupun sebaliknya. Dengan menerima upah, yang didasarkan atas kesepakatan dalam hubungan kerja untuk waktu tertentu dan atau selesainya pekerjaan tertentu Tunggal, 2000. Permasalahan yang muncul tersebut peneliti temukan dari hasil wawancara kepada salah satu staf salah satu PCO di Indonesia yang mendapatkan tugas untuk melakukan reqruitment tenaga outsourcing. âTerkadang perusahaan memiliki kesulitan untuk dapat menyesuaikan peraturan dari instansi pendidikan, dimana perusahaan membutuhkan jumlah tenaga outsourcing yang banyak dari instansi tersebut namun terbentur dengan ketentuan perkuliahan. Perusahaan bahkan harus mencari informasi dari tenaga outcoursing terdahulu untuk mendapatkan tenaga kerja, namun terkadang kemampuannya tidak sesuai dan dapat menjadi masalah bagi perusahaan dilapangan dan ketika itu perusahaan sulit untuk melakukan penggantian karena tidak adanya sistem yang mendukung.â Journal of Tourism Destination and Attraction Volume 7 Desember 2019, E-ISSN 2685-6026 Sedangkan dari sisi tenaga outsourcing mereka juga mengalami kendala, terkait beban kerja yang tidak sesuai dengan pendapatan yang mereka peroleh. Hal tersebut terungkap dari salah satu narasumber kami, dimana beliau menyebutkan sebagai berikut âketika diminta jadi outsourcing event kita terkadang selalu bertanya mengenai gaji yang diperoleh. Itu kita lakukan untuk mempertimbangkan, apakah kita terima atau tidak. Karena terkadang banyak PCO, PEO dan DMC yang meminta kami terlibat tetapi pendapatan dan beban kerjanya tidak sesuai, boleh dikatakan kita agak prakmatis soal hal itu. Kami berpendapat, itu wajar karena kami punya pendidikan di background tersebut. Tentunya berdasarkan temuan tersebut, dapat kita pahami terdapat persepsi dari dua sisi yang berbeda. Dimana pelaksana event berharap memperoleh pekerja dalam jumlah yang cukup dengan kapasitas yang baik, sedangkan tenaga kerja outsourcing memiliki motif terhadap pendapatan yang mereka peroleh Tunggal, 2000. Skema Sistem perekrutan Kebutuhan akan sistem yang baik dalam proses perekrut tenaga kerja outsourcing menjadi salah satu tujuan dari penelitian ini, dimana dilapangan ditemukan bahwa dalam berbagai macam sistem yang telah ada memiliki banyak kendala yang harus ditemukan solusinya. Salah satunya adalah kemudahan untuk menemukan tenaga kerja yang mumpuni, dan mampu di ganti secara terstruktur ketika tidak mampu menjalankan tugasnya dilapangan. Selain itu adanya penilaian terhadap beban kerja dan pendapatan yang diberikan menjadi hal penting yang harus diperhatikan. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya temuan bahwa, minat bekerja sangat bergantung pada pendapatan yang diperoleh. Untuk menemukan skema sistem perekrutan tersebut, peneliti mencoba memaparkan hasil temuan penelitian dalam wujud sebagai berikut 1. Pelaksana Event harus memiliki skema kerja dan pendapatan yang jelas dan disesuaikan dengan beban kerja yang diberikan. 2. Kriteria tenaga kerja menjadi hal penting yang dibutuhkan, karena skill individu seorang tenaga outsourcing sangat berpengaruh terhadap output pekerjaan yang dihasilkan. 3. Pemahaman perektur, perusahaan outsourcing, teman terhadap skema kerja, kapasitas tenaga yang dibutuhkan dapat sangat membantu proses perekrutan. 4. Pembagian tenaga kerja dapat digolongkan berdasarkan kategori kemampuan, sehingga memudahkan para pelaksana event untuk menempatkan tenaga kerja yang tepat. 5. Kesepakatan kerja antara perusahaan dan outsourcee tersebut harus dinyatakan dalam bentuk tertulis Kansil, 2001. Maka dari itu perlu adanya kontrak kerja dengan para pekerja, memberikan keleluasaan bagi setiap pihak untuk mengambil keputusan dan menjadikan pekerja tau kewajiban yang harus dilakukan Kansil, 2001. KESIMPULAN Kesimpulan dalam penelitian adalah untuk menjawab seperti apa sistem perekrutan yang ada di Industri MICE Indonesia, Proses rekrutmen Mondy, 2008 terdapat 2dua sumbser system internal dan eksternal dalam sistem perekrutan outsourcing di bidang MICE yang dapat dilakukan Perusahaan PCO/PEO/DMO yaitu Sumber Internal 1. Sistem Perekrutan melalui kerjasama lembaga Pendidikan 2. Sistem Perekrutan melalui database dari Event sebelumnya 3. Sistem Perekrutan melalui pertemanan dari pelaksana rekruitment Sumber Eksternal 1. Sistem Perekrutan melalui kerjasama lembaga outsourcing 2. Sistem Perekrutan berdasarkan rekomendasi dari tenaga rekruitment Dari kelima sistem tersebut ditemukan beberapa masalah yang terungkap diantaranya; adanya ketidaksesuaian waktu perekrutan dengan sistem perkuliahan; banyaknya tenaga kerja yang tidak memiliki pemahaman kerja yang baik; Journal of Tourism Destination and Attraction Volume 7 Desember 2019, ISSN 2339-1987 ataupun terkait pendapatan yang menjadi tolak ukur ketertarikan tenaga kerja untuk terlibat. Skema yang dapat dilakukan untuk mengelola kondisi yang terungkap dalam hasil penelitian diantaranya sebagai berikut 1. Pelaksana Event harus memiliki skema kerja dan pendapatan yang jelas dan disesuaikan dengan beban kerja yang diberikan. 2. Kriteria tenaga kerja menjadi hal penting yang dibutuhkan, karena skill individu seorang tenaga outsourcing sangat berpengaruh terhadap output pekerjaan yang dihasilkan. 3. Pemahaman perektur, perusahaan outsourcing, teman terhadap skema kerja, kapasitas tenaga yang dibutuhkan dapat sangat membantu proses perekrutan. 4. Pembagian tenaga kerja dapat digolongkan berdasarkan kategori kemampuan, sehingga memudahkan para pelaksana event untuk menempatkan tenaga kerja yang tepat. Perlunya kontrak kerja dengan para pekerja, memberikan keleluasaan bagi setiap pihak untuk mengambil keputusan dan menjadikan pekerja tau kewajiban yang harus dilakukan. DAFTAR PUSTAKA Gainey, T. Klass, B. 2003. The Outsourcing of Training and Development Factors Impacting Client Satisfaction, Journal of Management Galanaki, E. Papalexandris, N. 2007, Internationalization as a determining factor of HRM outsourcing Int. Journal of Human Resource Management Ngo, Hang-Yue, Raymond Loi. 2008. Human resource flexibility, organizational culture and firm performancean investigation of multinational firms in Hong Kong The International Journal of Human Resource Management OâToole, William & Mikolaitis, Phyllis .2002. Corporate Event Management. Project Management, New York. Garaventa, Eugene & Tellefsen, Thomas. 2001. Outsourcing The Hidden Costs. Review of Business Journal, Vol 22, 2001. Cicero, Joe Lo. 2008. Meeting and Event Planning, F & W Publication, USA, 2008. Stokes, R. 2004. A framework for the analysis of eventsâtourism knowledge networks. Journal of Hospitality and Tourism Management. Sutadji. 2010. Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Dee Publish Hariwijaya. 2017. Sukses Rekrutmen & Seleksi Karyawan. Diandra Kreatif. Marihot. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Pengadaan, Pengembangan, Pengkompensasian dan Peningkatan Produktivitas Pegawai. Grasindo. Sulistyani Ambar T. Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Graha Ilmu. 2002 Sirait, Justine T.. Memahami Aspek-Aspek Pengelolaan Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. Jakarta Raja Grafindo. 2006 Journal of Tourism Destination and Attraction Volume 7 Desember 2019, E-ISSN 2685-6026 ResearchGate has not been able to resolve any citations for this resource flexibility, organizational culture and firm performancean investigation of multinational firms in Hong Kong The International Journal of Human Resource ManagementT GaineyB E KlassN PapalexandrisRaymond Hang-YueLoiGainey, T. Klass, B. 2003. The Outsourcing of Training and Development Factors Impacting Client Satisfaction, Journal of Management Galanaki, E. Papalexandris, N. 2007, Internationalization as a determining factor of HRM outsourcing Int. Journal of Human Resource Management Ngo, Hang-Yue, Raymond Loi. 2008. Human resource flexibility, organizational culture and firm performancean investigation of multinational firms in Hong Kong The International Journal of Human Resource Management O'Toole, William & Mikolaitis, Corporate Event Management. Project Management, New dan Pengembangan Sumber Daya ManusiaSutadjiSutadji. 2010. Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Dee Publish Hariwijaya. 2017. Sukses Rekrutmen & Seleksi Karyawan. Diandra Kreatif.
contohtes wawancara pnm. Informasi yang anda cari adalah contoh tes wawancara pnm.Dibawah ini telah kami sajikan Informasi Lowongan kerja Lulusan SMA SMK D3 S1 S2 Semua Jurusan Lowongan BANK BUMN CPNS dan Swasta lainnya berdasarkan keterkaitan artikel ataupun keterkaitan iklan yang benar-benar sesuai dengan kata kunci.
loading...Event INAMICE 2022 yang digelar Prodi MICE PNJ. Foto/PNJ. JAKARTA - Program Studi MICE Politeknik Negeri Jakarta PNJ bersama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenparekraf menyelenggarakan Indonesia MICE Conference and Exhibition INAMICE 2022. Acara ini digelar sebagai upaya menyiapkan inovasi dan regulasi penyelenggaraan in-person MICE di masa pasca pandemi 2022 hadir dengan tema Indonesia, Siapkah Menyelenggarakan In-Person MICE Event? di Harris Hotel & Convention, Kelapa Gading, Senin 13/6/2022.Melalui keterangan tertulis, Rabu 15/6/2022, Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda sebagai pembicara kunci pertama menyatakan bentuk dan kolaborasi dukungan yang diberikan Komisi X berupa kolaborasi antar stakeholder MICE. Baca Wabah PMK Merebak, Ini Tips Pilih Hewan Kurban dari Pakar UGMSementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno sebagai pembicara kunci kedua menyampaikan sambutannya melalui daring mengenai kesiapan Indonesia dalam menjalankan in-person MICE event di masa utama pada sesi pertama membahas tentang lolaborasi pemerintah dan industri MICE dalam memastikan keamanan penyelenggaraan in-person MICE. Sebagai pembicara pada topik ini adalah Koordinator Strategi dan Kemitraan Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Robby Hasan dan Deputi Direktur Pariwisata Bappenas Angger utama pada sesi kedua membahas tentang Kesiapan Indonesia Sebagai Penyelenggara Event G20 di masa Pandemi Covid 19. Pembicara pada topik ini adalah Direktur Intelijen Keamanan Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Hirbak Wahyu Setiawan dan Executive Vice President PT Royalindo Expoduta, Muhammad Razi juga Justin Bieber Terkena Ramsay Hunt, Pakar Unair Ungkap Gejala dan PenyembuhannyaEvent INAMICE 2022 juga mendapat dukungan penuh dari Dinas Pariwisata DKI Jakarta. Event ini terbagi dalam 2 sesi dihadiri oleh sekitar 80 peserta dari berbagai kalangan, yakni Pemerintah, Lembaga, Asosiasi, Pelaku Industri MICE, Akademisi, dan Masyarakat Umum. Event ini dimeriahkan oleh pertunjukkan tari Kembang Samba, INAMICE Awards, pameran kebudayaan Betawi dengan tema âThe Spirit Behind Metropolis Cityâ, dan merupakan sebuah event reguler yang diselenggarakan oleh Program Studi MICE - Politeknik Negeri Jakarta, yang tahun ini diselenggarakan oleh mahasiswa Prodi MICE Angkatan tahun 2019. Dengan terselenggaranya event INAMICE 2022 diharapkan dapat menjadi wadah bagi semua lapisan industri MICE untuk menemukan solusi dan berkolaborasi dalam penyelenggaraan in-person MICE Event. nnz Beritadan foto terbaru tes wawancara - Daftar 15 Calon Anggota Komisi Informasi Jateng Lulus Tes Wawancara. Berita dan foto terbaru tes wawancara - Daftar 15 Calon Anggota Komisi Informasi Jateng Lulus Tes Wawancara. Kamis, 30 Juni 2022; Cari. Network. Tribunnews.com; TribunnewsWiki.com; TribunStyle.com;Sumbangan PDB dari sektor pariwisata cukup tinggi. Masih perlu pembenahan di sektor MICE. Kampus mulai menggarap MICE sebagai program studi. - Industri pariwisata nasional terus menggeliat dan menunjukkan angka positif dari tahun ke tahun. Jika dilihat dari data yang dimiliki Indonesia Investment, pada 2019, sektor pariwisata mampu menyumbang 15% dari produk domestik bruto dengan penerimaan negara berkisar di angka Rp 275 triliun dan mampu menyerap 15 juta tenaga kerja. Salah satu penyangga industri pariwisata yang cukup potensial adalah Meeting, Incentive, Convention, Exhibition atau MICE. Di sejumlah negara industri, MICE sering diartikan sebagai The Meetings Industry. Di Indonesia, kehadirannya boleh dikatakan terasa sejak 2013 ketika menjadi tuan rumah beberapa event internasional. Sejak saat itu, MICE dianggap menjadi potensi baru bisnis pariwisata nasional. Sebenarnya, MICE sudah lama dilirik sejumlah perguruan tinggi, terutama politeknik, untuk dijadikan program studi. Politeknik Negeri Jakarta PNJ yang pertama kali menelurkan Jurusan MICE di kampusnya sejak 2005. Toh, industri MICE di Indonesia memang masih kalah berkembang ketimbang negeri tetangga, Singapura. Salah seorang mahasiswa MICE PNJ, Azzahra Isnadifa diperkenalkan dengan MICE justru dari sanak saudaranya yang berada di negeri singa itu. âAwal tahu sih dari sepupu yang baru pulang dari Singapura,â ujarnya kepada Thea Fathanah Arbar dari GATRA. Dari situ, muncul ketertarikannya dengan bisnis MICE dan berniat untuk mendalami ilmunya di PNJ. âSetelah googling dan banyak bertanya memang MICE di PNJ ini adalah program studi terbaik se-Asia Tenggara,â katanya. Mahasiswa usia 19 tahun ini juga menjelaskan betapa sulitnya untuk bisa menduduki bangku kuliah di MICE. Awalnya, dia harus melewati tes tertulis dengan soal bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan ekonomi. Selepas itu dia masih harus melewati tes wawancara. âDi sini bahasa Inggris kita diuji,â katanya. Setelah kurang lebih setahun bergelut dengan dunia MICE, Azzahra mengakui banyak keuntungan yang diraih. Dia bisa mulai mengkoordinir acara, dan menyediakan pelayanan yang profesional. âDan yang lebih menariknya lagi aku bisa tahu mengenai kepariwisataan Indonesia dan internasional,â katanya. Selain itu, MICE PNJ juga memberi mata kuliah seperti Pengantar Pameran, Marketing, Event Management Project, Bahasa Inggris, Akuntansi, Management Logistic, Dealing with Vendor, Registration, Bidding, Pengantar Konvensi, Correspondence, Event Technology dan masih banyak lagi. Walau begitu, Ketua Jurusan MICE PNJ, Etty Khongrat mengatakan masih banyak pihak yang belum memahami apa itu MICE.âJadi, publik memahami MICE hanya sebagai leisure, hanya sebagai wisata jalan-jalan,â katanya kepada GATRA, Kamis 18/4 lalu. Untuk itu, maka publik perlu memahami apa sebenarnya MICE. Awalnya, PNJ pernah melakukan studi banding ke salah satu negara bagian di Australia. Di sana, dosen-dosen PNJ menyadari MICE sebagai industri sudah jauh berkembang. Sepulangnya ke tanah air, PNJ pun memutuskan untuk membentuk program studi MICE di bawah jurusan Administrasi Niaga. âKami kumpul-kumpul dengan mereka industri MICE, mereka bicara dan kita catat untuk persiapan kurikulum mata kuliah,â katanya. Program studi MICE sebenarnya juga banyak diisi mahasiswa D3 yang ingin melanjutkan program S1. Maka ada mata kuliah yang bernama rekognisi pelajaran lampau. Bagi mahasiswa D3, mereka hanya perlu menyerahkan portofolio dan disetarakan dengan jumlah Satuan Kredit Semester SKS yang harus diselesaikan. Menurut Etty, perkuliahan di MICE pun berbasis diskusi. âJadi kuliah dengan saling berdiskusi,â ujarnya. Sejak didirikan pada 2005, MICE PNJ mengalami perkembangan yang cukup baik. Tiap tahun, jurusan ini menerima dua kelas yang masing-masing diisi 30 orang mahasiswa. âTahun lalu kita tambah lagi satu kelas karena industri pariwisata makin banyak,â ujarnya. Standar lulusan MICE PNJ pun sebenarnya cukup tinggi. Ada leveling yang harus bisa dicapai para mahasiswa. âSyarat lulus dari sini harus sudah uji kompetensi,â katanya. Standar bahasa Inggris yang ditetapkan PNJ harus mencapai minimal TOEFL 500 dan memiliki sertifikat kompetensi yang cukup. Dan juga, tugas akhir para mahasiswa MICE bukan berbentuk skripsi tapi business plan. Para mahasiswa pun tidak perlu khawatir dengan lapangan pekerjaan setelah selesai kuliah. Bahkan sejak masih duduk di bangku kuliah, mahasiswa MICE kerap mendapat kerja sampingan atau job training di perusahaan event organizer. âSering juga belum selesai tapi terlalu asyik kerja, akhirnya kita harus sudahi job training nya,â ujarnya. Aditya Kirana
KumpulanBerita ANTARA News menyajikan informasi terkini tentang tes wawancara calon anggota panwascam di Indonesia dan duniaTutorial traz dicas sobre como testar a cĂąmera do computador no Windows, macOS, Skype e pelo navegador Testar a webcam do PC ou notebook Ă© importante para evitar problemas tĂ©cnicos na hora de entrar em uma videoconferĂȘncia em programas como Google Meet, Zoom ou Skype. UsuĂĄrios podem fazer isso usando programas nativos do Windows ou macOS, alĂ©m de uma ferramenta online que funciona em qualquer um dos sistemas. A seguir, saiba como testar a webcam do seu computador de forma nativa, pelo navegador ou pelo Skype. Como se preparar para uma conversa de vĂdeo sem se expor Quer comprar celular, TV e outros produtos com desconto? Conheça o Compare TechTudo No Windows Passo 1. Abra o app "CĂąmera". Para isso, acesse a busca do menu Iniciar e digite o nome do programa; Abra o aplicativo de cĂąmera nativo do Windows 10 â Foto Reprodução/Helito Beggiora Passo 2. A webcam do seu computador serĂĄ aberta e vocĂȘ poderĂĄ testar se tudo estĂĄ funcionando corretamente. Testando webcam no Windows 10 â Foto Reprodução/Helito Beggiora No macOS Passo 1. Abra o app "Photo Booth". Para isso, pressione "command + barra de espaço" para abrir a busca do Spotlight e digite o nome do programa; Abra o aplicativo de cĂąmera nativo do macOS â Foto Reprodução/Helito Beggiora Passo 2. A webcam do seu computador serĂĄ aberta e vocĂȘ poderĂĄ testar se tudo estĂĄ funcionando corretamente. Testando webcam no macOS â Foto Reprodução/Helito Beggiora No navegador Passo 1. Acesse o site e clique em "Check webcam"; Testando webcam pelo navegador â Foto Reprodução/Helito Beggiora Passo 2. Agora, caso necessĂĄrio, clique em "Permitir" para autorizar o acesso do app Ă sua webcam; Autorize o acesso Ă cĂąmera â Foto Reprodução/Helito Beggiora Passo 3. A webcam serĂĄ aberta e vocĂȘ poderĂĄ testar se tudo estĂĄ funcionando corretamente. Caso o seu computador possua mais de uma cĂąmera, Ă© possĂvel alternĂĄ-la clicando sobre o local indicado e selecionando o dispositivo. Testando webcam pelo navegador â Foto Reprodução/Helito Beggiora No Skype Passo 1. Uma alternativa para testar a webcam em PCs com Windows e no Mac Ă© usar o Skype. Para isso, acesse as configuraçÔes do programa clicando sobre o botĂŁo "..."; Acesse as configuraçÔes do Skype â Foto Reprodução/Helito Beggiora Passo 2. Na barra lateral esquerda da janela de configuraçÔes, selecione "Ăudio e vĂdeo". A webcam serĂĄ aberta e vocĂȘ poderĂĄ testar se tudo estĂĄ funcionando corretamente. Caso o seu computador possua mais de uma cĂąmera, Ă© possĂvel alternĂĄ-la clicando sobre o local indicado e selecionando o dispositivo. Testando webcam no Skype â Foto Reprodução/Helito Beggiora Ponto! Aproveite as dicas para testar a webcam do seu computador e evitar imprevistos em videoconferĂȘncias. Google Meet Internet Mac Redes sociais Sistemas Operacionais Skype Windows Windows 10 Zoom macOS Ăudio e VĂdeo 2WWADd. 193 271 49 105 371 450 179 164 225